Suara Merdeka – Kaget dirasakan Muhammad Reza Rizky Nurrahman saat memasuki ruang kelasnya, kamis(4/11). Kelas yang biasanya ceria penuh warna dengan tempelan aneka rupa, berubah total. Seluruh area dinding kelas diliputi kain hitam yang tebal.
Bahkan cahaya dari jendela tak mampu menembus pekatnya kain tersebut. Sumber cahaya hanya berasal dari dua lampu yang menyorotkan sinar kuning ke arah depan kelas. Sebuah naskah teater tengah dipentaskan oleh pegiat teater Sopo dari fakultas Sosial dan Ilmu politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) dihadirkan. Mengenakan kostum ala anak SD, mahasiswa tersebut melakonkan sejumlah tokoh dalam sebuah kisah persahabatan. Pementasan tersebut disaksikan sekitar 93 siswa beserta guru. Reza mengaku, baru kali ini pertama menyaksikan teater, dan dia menyukainya. Terlebih cerita tersebut mengandung pesan moral yakni tidak boleh mengejek atau mengganggu teman lain.
Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SDII Al Abidin, farida Nuraini menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan salah satu cara untuk mengajarkan pendidikan karakter. Hal ini sesuai dengan program pemerintah kota yang sedang gencar untuk membentuk kepribadian anak menjadi lebih baik. Cerita yang dipilih mengenai persahabatan. Selain sesuai dengan tema belajar tersebut, persahabatan juga sangat dekat dengan kehidupan anak sehari-hari. Dengan pementasan tersebut, anak diharap bisa memetik pesan moralnya dan mengaplikasikannya. “Persahabatan itu lebih penting dari egoism atau barang. Persahabatan juga tidak memandang jenis kelamin dan status kaya atau miskin,”paparnya.