metaverse dan dunia pendidikan 0

Mari Kenalan Dengan Metaverse…!

metaverse dan dunia pendidikan 0

Baru-baru ini Facebook mengenalkan proyek terbarunya yang disebut dengan Metaverse. Facebook sangat serius dengan proyek ini sehingga menggelontorkan duit sebanyak 10 billion dollar tahun ini. Itu artinya setara dengan lebih dari 143 trilyun rupiah! Wow…! Itu duit semua loh gaes.

Sebenarnya apa sih Metaverse ini?

Sebelumnya facebook sudah merubah namanya menjadi meta. Sebenarnya bukan nama facebook yang berubah. Facebook tetaplah facebook. Meta adalah nama holding company atau perusahaan tempat bernaungnya yang membawahi berbagai lini produk yang diantaranya adalah facebook. Yang lain misalnya whatsapp, instagram, messenger dan oculus.

Nah yang terakhir ini erat kaitannya dengan metaverse.

Oculus sendiri adalah jenis headset virtual reality yang diproduksi faceboook, sekarang meta.

Nah kembali ke topik tentang metaverse. Metaverse sendiri dikenalkan oleh penulis novel yang namanya Neal Stephenson yang berjudul Snow Crash yang terbit tahun 1992.

Nah di novel ini mulai ada penggambaran bahwa manusia  akan dapat menikmati suatu dunia virtual yang berbeda dengan dunia nyata.

Versi untuk film bisa ditonton lewat karya Steven Spielberg yang judulnya Ready One Player. Sudah nonton?

Menurut Mark Zukernberg di metaverse nanti  akan membuat kita bisa merasakan sensasi hidup di dunia virtual. Kita akan bisa belajar, bekerja dan beraktivitas seperti halnya di dunia nyata karena kita bisa berinteraksi dengan orang lain.

Jadi kalau selama ini kita bersosmed dan berselancar di internet secara dua dimensi atau 2D maka di era metaverse kita akan bisa berinteraksi dengan orang lain di internet secara 3 dimensi atau 3D.

Semua akan sangat real dan dekat ketika kita ada di dunia metaverse.

Dan sebenarnya bukan hanya Facebook yang sekarang gencar membuat dunia metaverse. Microsoft dan beberapa perusahaan digital lainnya sudah berlomba-lomba untuk masuk dan menjadi yang terdepan di metaverse nanti.

Jadi teknologi digital 3 dimensi bukan sekedar wacana tapi sudah jelas akan segera menyapa kita. Bahkan hingga diruang-ruang pribadi kita. Seperti halnya smartphone dan internet yang sekarang semua orang sudah familiar.

Nah pertanyaannya,  bagaimana dengan dunia pendidikan di era metaverse nanti?

Tentu akan ada efek positif dan negative dari setiap perubahan.

Demikian pula metaverse di dunia pendidikan.

Sekolah Ini Dipercaya Wakil Bupati Karanganyar Untuk Mendidik Anaknya

metaverse dan dunia pendidikan

Efek positifnya antara lain kita akan bisa belajar  secara lebih nyata di metaverse.

Misalkan belajar tentang sejarah kemerdekaan maka bisa jadi di metaverse siswa tidak hanya belajar dengan cerita di buku atau menonton film documenter seperti yang selama ini berlangsung.

Sekolah Islam Internasional di Solo  Sedang Membuka Gelombang Khusus dan Inden  

Tapi nanti siswa akan bisa merasakan langsung sensasi suasana perang dan pergolakan melawan penajajah dengan rentetan tembakan dan dentuman bom.

Atau ketika belajar sains tentang habitat ekosistem laut. Maka siswa akan bisa merasakan bagaimana sensasi berada di kedalaman laut dengan biota-biotanya yang beraneka ragam. Seru banget pastinya ya!

Nah tapi aspek negatifnya ya pasti ada. Terutama dari segi kesehatan. Karena saat kita akan masuk ke dunia virtual metaverse maka kita harus membutuhkan perangkat-perangkat tertentu seperti headset VR (virtual reality), kacamata AR (augmented reality), smart gloves, smartphone dan lain-lainnya.

Dan semua perangkat itu bisa jadi akan kita pakai dalam waktu yang lama. Coba saja, kita saja sekarang sudah betah berlama-lama dengan smartphone kita ketika membuka aplikasi-aplikasi yang menarik seperti sosmed dan game-game.

Tanpa sadar kita scroll layer  smarphone kita  berjam-jam. Apalagi kalau nanti kita sudah bergabung ke dunia reality virtual seperti metaverse yang menawarkan pengalaman yang jauh lebih exciting.

Tentu efeknya akan terasa di kesehatan tubuh kita. Seperti halnya Joanna Stren yang pernah memakai headset virtual reality selama 24 jam yang mengeluhkan gejaa sakit kepala dan sakit mata.

What? 24 jam?

Ngga perlu heran ya…jangankan 24 jam, lebih lama dari 24 jam atau bahkan seminggu hidup di dunia virtual juga ada loh…! seperti Jak Wilmot, seorang penulis scenario, yang membagikan pengalamannya berselancar secara 3D di alam virtual.  Dan ini sangat mungkin karena sensasi pengalaman dari metaverse nanti akan sangat menggoda…

Sebagai seorang muslim, kita harus sangat berhati-hati dalam menyikapi dunia metaverse. Jangan sampai melupakan kewajiban sebagai seorang muslim untuk ibadah dan beramal di dunia nyata.

So, apakah anda sudah bersiap menyambut metaverse? Ataukah malah belum sadar bahwa akan ada perubahan digital yang dahsyat di dunia digital?

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat dan bisa membuka cakrawala kita.